Seorang Pujangga
Terdiam dalam sajak dan pekat malam
Mengais-ngais jejak rindu yang terburamkan oleh waktu
Sementara penyair tak juga sepi diantara hening
Sebab kata-kata telah ramai berucap dengan riuh
Tanpa suara
Tanpa titik akhir
Dan bila kiranya telah kau tengok ia pada pemilik yang lain
Maka tanyakanlah pada hati,
Pantaskah jika kau renggut kata-kata dengan polesan pada dirimu sendiri
Lalu terburu-buru menyebutnya sebagai goresmu
Sementara mereka terlampau polos dan menjadi tak lagi punya makna saat dirampas oleh pujangga yang lain
Olehnya kata-kata menulis diri
Ia lahir bukan hanya karena ujung pena yang tak kering-kering
Tapi sebab jiwa yang menggoreskannya pun selalu basah oleh tanya tentang hidup dan matinya
Bertanya tentang segala jejak yang disisakannya
Bertanya tentang hari esok, masih datangkah ia?
Sebab penyair seorang pujangga
Keduanya adalah ibunda
Anaknya adalah kata-kata
0 komentar:
Posting Komentar